한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
Dengan pesatnya kemajuan teknologi, bidang AI telah menorehkan prestasi yang mengesankan. AI generatif telah menjadi topik hangat saat ini, dan dampak serta perubahannya sangat luas dan meluas. Dalam konteks ini, standar evaluasi intelijen juga menghadapi tantangan dan perubahan besar.
Alan Turing mengajukan pertanyaan “Dapatkah mesin berpikir?” pada tahun 1950, yang memicu pemikiran orang tentang kecerdasan mesin. Tes Turing yang dia usulkan dianggap sebagai kriteria penting untuk mengukur apakah suatu mesin cerdas di masa lalu. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, lambat laun masyarakat menemukan bahwa uji Turing memiliki banyak keterbatasan.
Di era AI generatif, perilaku antropomorfik model besar menjadi semakin menonjol. Misalnya, dalam kasus relevan yang berhubungan dengan editor Heart of Machine Report Zenan, Yaqi, dan lainnya, generasi bahasa seperti manusia dan kemampuan komunikasi yang ditampilkan oleh model besar membuat orang merasa terkejut sekaligus khawatir. Perilaku antropomorfik seperti ini sampai batas tertentu memicu efek lembah luar biasa, yaitu bila kinerja suatu mesin terlalu mirip dengan manusia tetapi tidak sepenuhnya mirip maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan ketakutan pada manusia.
Baru-baru ini, pandangan baru menjadi populer di kalangan AI, yaitu tes Turing adalah standar tes yang buruk, karena kemampuan percakapan dan penalaran adalah hal yang sangat berbeda. Pengenalan sudut pandang ini memungkinkan kita untuk mengkaji kembali definisi dan evaluasi kecerdasan. Dalam AI generatif, mesin dapat menghasilkan teks yang koheren, namun apakah kemampuan penalaran dan pemahaman di baliknya benar-benar telah mencapai tingkat kecerdasan, patut untuk kita pertimbangkan secara mendalam.
Dalam proses mengeksplorasi standar baru untuk evaluasi cerdas, kita tidak dapat mengabaikan fenomena SEO yang menghasilkan artikel secara otomatis. Meskipun memfasilitasi penyebaran informasi dalam beberapa aspek, hal ini juga mempunyai banyak permasalahan. Misalnya, artikel SEO yang dibuat secara otomatis mungkin kurang mendalam dan unik dan hanya dibuat untuk menarik algoritma mesin pencari. Hal ini mempunyai dampak tertentu terhadap kualitas dan nilai informasi, dan juga membuat kita mempertanyakan standar penciptaan cerdas.
Untuk menetapkan standar baru yang lebih masuk akal dan efektif untuk evaluasi cerdas, kita perlu mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif. Pertama-tama, kita tidak hanya harus memperhatikan kemampuan pembangkitan bahasa, tetapi juga memperhatikan kemampuan mesin untuk memahami, menalar, dan memecahkan masalah. Kedua, kita harus mempertimbangkan kinerja mesin dalam berbagai skenario dan tugas, serta kemampuannya untuk menangani masalah yang kompleks. Selain itu, efek interaksi dan pengalaman pengguna antara mesin dan manusia juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa teknologi cerdas benar-benar dapat memberikan kenyamanan dan nilai bagi manusia.
Singkatnya, di era AI generatif, standar kita dalam mengevaluasi kecerdasan harus mengikuti perkembangan zaman. Hanya dengan terus mengeksplorasi dan menyempurnakan sistem evaluasi baru, kita dapat mendorong perkembangan teknologi AI yang sehat dan menciptakan lebih banyak manfaat bagi masyarakat.