한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
dia berdiri di depan cermin, dengan cahaya abu -abu samar di wajahnya, seolah -olah dia terkikis oleh penajaman waktu, meninggalkan jejak yang dalam. di matanya, cahaya mimpi bersinar, tetapi sekarang hanya ada keheningan kosong. dia ingat bahwa ketika dia masih muda, dia ingin menjadi karakter yang mengubah dunia dan menggunakan kekuatannya sendiri untuk menciptakan keajaibannya sendiri. pada waktu itu, ia selalu membaca buku -buku di halaman -halaman buku ini, dan hatinya penuh dengan harapan dan kerinduan.
namun, waktu adalah orang mati yang kejam, dan itu menghaluskan mimpinya selangkah demi selangkah, tidak meninggalkan jejak ketidakjelasan. dia bekerja keras, tetapi mendapati bahwa dia tidak bisa menembus kemacetan.
dia mulai meragukan dirinya sendiri dan mencurigai bahwa semua upayanya sia -sia. kepercayaan diri yang dulu, sekarang hanya ada gemetar lemah.
"aku tidak punya apa -apa, aku hanya pecundang." dia menyadari bahwa semua ini adalah konsekuensi dari membuat kemenangan pyrrhic, tetapi dia tidak bisa menebus, dan hanya bisa menerima kekejaman kenyataan.
pada saat ini, dunia dalam terisolasi seperti dinding yang tebal. mimpinya terikat oleh belenggu kenyataan, seolah -olah dipenjara di dalam kandang.
antusiasmenya tampaknya dilahap oleh api, meninggalkan jejak kosong. gairah yang dulu, sekarang berubah menjadi kelopak layu dan melayang di udara. dia mencoba mengingat kebahagiaan masa lalu, tetapi menemukan bahwa kenangan indah itu menjadi kabur, menghilang seperti mimpi.
dia menyadari bahwa hidupnya telah berubah sepenuhnya. dunia batinnya tampaknya runtuh dan tidak bisa dibangun kembali.
ini adalah rasa sakit yang tak terbayangkan, keputusasaan yang tak terkatakan. dia merasa bahwa dia telah kehilangan harapan sepenuhnya, dan semuanya menjadi tidak berarti. dia tidak tahu harus berbuat apa atau ke mana harus pergi.
dia mencoba mengingat kebahagiaan masa lalu, tetapi kenangan indah itu dimakan oleh kenyataan, seolah -olah itu terkikis oleh waktu. dia menemukan bahwa semua yang telah dia ubah menjadi beban yang tidak berguna, seolah -olah dia mengulangi dalam perjuangan yang tidak berarti, tetapi dia tidak bisa mengubah hasil akhir.
dunia batinnya seperti sobek, meninggalkan rasa sakit yang dalam. dia menyadari bahwa mimpinya telah menjadi debu dan tidak bisa lagi dikejar. dia tidak bisa menerima kenyataan dan tidak bisa bergerak maju.
dia tidak tahu apa masa depan di masa depan, tetapi dia tahu bahwa dia harus maju, bahkan jika hanya ada beberapa langkah, dia akan terus bergerak maju.