berita
halaman depan > berita

kuku lembut: penyebab dan solusinya

한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

inti dari kuku lembut:inti dari masalah “soft nail” adalah alur kerja dan tanggung jawab bersama. seringkali, ketika dihadapkan pada persoalan yang rumit, kader tidak mau “memikul” tanggung jawab yang berat atau bahkan mengambil tanggung jawab, sehingga menimbulkan penundaan dan permasalahan yang tidak terselesaikan. hal ini tidak hanya mencerminkan konflik di dalam departemen, tetapi juga mempengaruhi kepentingan masyarakat dan perusahaan.

tindakan apa yang perlu diambil untuk menghilangkan “kuku lunak”:

  1. jaminan sistem memberikan keberanian kepada kader untuk: departemen pemerintah perlu merumuskan peraturan dan sistem yang jelas, seperti mekanisme insentif dan mekanisme akuntabilitas, untuk memberikan jaminan dan motivasi bagi kader. pada saat yang sama, kader didorong untuk berani mengambil tanggung jawab dan aktif menyelesaikan masalah.
  2. batasi perilaku "berbaring" dan hukum "kontol lunak": departemen-departemen pemerintah juga perlu membangun mekanisme kelembagaan yang efektif untuk menghukum kader yang tidak proaktif menyelesaikan masalah. misalnya, mekanisme akuntabilitas dan penilaian yang transparan dapat digunakan untuk membuat pihak-pihak yang tidak mau secara aktif menyelesaikan masalah harus menanggung konsekuensinya.
  3. "menyediakan layanan lengkap" untuk memberikan perlindungan bagi massa: departemen-departemen pemerintah harus membentuk departemen atau jendela khusus untuk menangani beberapa masalah yang sulit diselesaikan atau memerlukan perlakuan khusus, dan memberikan jaminan layanan yang nyaman bagi masyarakat dan perusahaan.

pendekatan komparatif:dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, keinginan masyarakat terhadap efisiensi dan kualitas layanan semakin tinggi. namun, pada saat yang sama, beberapa departemen pemerintah cenderung menghindari tanggung jawab, menganggapnya sebagai masalah yang “tidak dapat diselesaikan”, dan bahkan. gunakan ini untuk mengabaikan tanggung jawab karena alasan. fenomena ini mencerminkan pengaruh birokrasi dan formalisme, serta mengecewakan masyarakat dan perusahaan.

akar dari “kuku lembut”:terdapat kesenjangan dalam pemahaman dan praktik masyarakat mengenai proses kerja dan pembagian tanggung jawab. ketika menghadapi permasalahan yang rumit, kader seringkali menghindar dari tanggung jawab atau bahkan menolak untuk mengambil tanggung jawab sehingga mengakibatkan permasalahan tertunda atau tidak terselesaikan.

solusi “kuku lembut”:departemen-departemen pemerintah perlu memperjelas kebijakan, sistem dan tujuan, serta mendorong kader untuk mengambil tanggung jawab secara proaktif, sehingga pada akhirnya mencapai pelayanan yang efisien dan pembangunan sosial yang adil.