한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina
inti dari "kematangan data besar" adalah menggunakan data pengguna untuk mencapai harga yang berbeda. namun pertanyaannya, bagaimana menentukan apakah itu pemasaran terdiferensiasi atau penetapan harga terdiferensiasi? pertanyaan ini, seperti teka-teki kuno, telah meresahkan orang dalam industri dan konsumen.
algoritma “kotak hitam”.: di balik "keakraban big data", ada "kotak hitam" misterius yang tersembunyi. kompleksitas model algoritme membuatnya sulit untuk diinterpretasikan, sehingga menyulitkan otoritas pengatur untuk menentukan secara akurat apakah hal tersebut merupakan tindakan ilegal.
kesulitan dalam pembuktian dan pembelaan hak: kombinasi kesulitan peraturan dan biaya perlindungan hak-hak konsumen semakin memperburuk penyebaran fenomena “pembunuhan” ini. banyak pengguna tidak dapat memahami algoritme kompleks dan logika penetapan harga, serta kurangnya transparansi pada platform, sehingga menyulitkan mereka untuk membuktikan situasi sebenarnya dari “terbunuh”.
suara komunitas hukum: untuk mengatasi "pemberantasan big data" dengan lebih baik, departemen-departemen pemerintah juga mulai secara aktif mencari solusi. misalnya, du yuwei, wakil direktur institut penelitian modernisasi regional di akademi ilmu sosial jiangsu, percaya bahwa kunci untuk memecahkan masalah "pembunuhan data besar" terletak pada anti-monopoli dan mendorong persaingan pasar. dia menunjukkan, "hanya ketika pedagang memiliki kekuatan monopoli atau dominasi pasar, kemungkinan 'membunuh keakraban' mungkin ada."
algoritma bersifat terbuka dan transparan: song yubo, profesor di school of cyberspace security of southeast university, menyarankan agar perusahaan mengungkapkan model algoritme penetapan harga sehingga badan pengatur dapat menilai dan memverifikasi apakah perusahaan telah menerapkan diskriminasi harga terhadap pengguna yang berbeda. hal ini akan membantu menetapkan aturan yang lebih jelas dan mengurangi risiko “pembunuhan big data yang berlebihan”.
pembalikan beban pembuktian: banyak pakar hukum percaya bahwa dalam tuntutan hukum perdata, konsumen perlu membuktikan bahwa platform menerapkan penetapan harga yang berbeda. untuk menghindari kesulitan yang disebabkan oleh "kotak hitam algoritma", beberapa negara dan wilayah telah mencoba merumuskan skema inversi baru untuk beban pembuktian guna mengalihkan tanggung jawab regulasi dari "konsumen" ke "platform".
pandangan masa depan: tata kelola “kematangan big data” bersifat kompleks dan memerlukan upaya bersama antara pemerintah, perusahaan, dan konsumen. hanya dengan mematuhi undang-undang dan peraturan serta menetapkan sistem aturan yang transparan dan kredibel, masalah “kematangan data besar” dapat benar-benar diselesaikan. pada saat yang sama, kita juga perlu mendorong inovasi teknologi, mengembangkan sarana teknis yang lebih aman dan andal, serta menyediakan lingkungan bisnis yang lebih adil dan setara kepada konsumen.